Liputan6.com, Jakarta Ketua Umum (Ketum) Golkar Airlangga Hartarto menyinggung koalisi besar ketika memberikan pernyataan usai buka puasa bersama dan silaturahmi dengan Ketua Umum NasDem Surya Paloh, akhir pekan kemarin. Menanggapi hal itu, Pengamat Politik Ujang Komarudin menyebut ada dua kemungkinan dari terjadinya koalisi besar.
"Ada dua skema, pertama Nasdem PKS Demokrat lalu di satu koalisi yang lain koalisi yang lainnya itu misalkan Golkar, Gerindra, PKB dan PDIP. Kedua, PDIP yang didukung koalisi beberapa partai, tapi siapa partainya ini masih cair dan belum tahu permainan apa yang dilakukan," kata Ujang melalui pesan suara diterima Liputan6.com, Senin (27/3/2023).
Baca Juga
Ujang menerka, koalisi besar yang nantinya terjadi akan muncul setelah mengetahui siapa calon presiden dari PDIP. Semisal Puan, Ujang mencontohkan maka akan ada koalisi besar yang akan dipersiapkan.
Advertisement
"Misal PDIP siapa, Puan yang dicapreskan tapi melawan koalisi besar, maka bisa saja partai lain akan bersama-sama membentuk koalisi besar tersebut," urai Ujang.
Diberitakan sebelumnya, Airlangga tidak sendiri saat menyampaikan perihal koalisi besar. Pada momen tersebut juga tampak hadir elit partai dari Koalisi Perubahan seperti Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Calon Presiden dari Partai NasDem Anies Baswedan, perwakilan PPP yaitu Waketum PPP Rusli Effendi, Kader Senior Partai Golkar Jusuf Kalla dan Sekjen PKS Habib Aboe Bakar Alhabsyi.
"Koalisi besar di mana-mana menguntungkan Indonesia, jadi kita tunggu tanggal mainnya," ujar Airlangga di NasDem Tower, Jakarta, Sabtu 24 Maret 2023.
Meski menyatakan demikian, Airlangga mengatakan akan ada saatnya koalisinya yang sudah dibangung bersama PAN dan PPP akan membuat keputusan.
"Tentu partai KIB nanti akan membuat keputusannya sendiri," kata Airlangga.
Terbuka dengan NasDem
Menurut menko perekonomian ini, Golkar terbuka untuk membangun komunikasi dengan NasDem. Meski Golkar dan NasDem sedang dalam koalisi yang berbeda untuk Pemilu 2024.
"Ya kalau koalisi sama-sama punya koalisi, tentu dengan koalisi yang sama komunikasi menjadi hal yang penting di dalam politik dan keterbukaan komunikasi ini yang kita juga jaga, agar seluruh proses politik itu berjalan dengan baik," Airlangga menutup.
Advertisement